Gubernur Al Haris: Kenduri Swarnabhumi Untuk Satukan Peradaban

Gubernur Jambi, Al Haris, pada Festival Pamalayu 2022, yang berlangsung di Komplek Candi Pulau Sawah, Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, Selasa (23/08/2022). (Foto: Hori)

Gubernur Jambi, Al Haris, pada Festival Pamalayu 2022, yang berlangsung di Komplek Candi Pulau Sawah, Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, Selasa (23/08/2022). (Foto: Hori)

Gubernur Al Haris: Kenduri Swarnabhumi Untuk Satukan Peradaban


Pantau Proyek – Gubernur Jambi, Al Haris, menyatakan rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2022 ini merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk mempersatukan peradaban antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Hal tersebut dinyatakan Al Haris pada Festival Pamalayu 2022, yang berlangsung di Komplek Candi Pulau Sawah, Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, Selasa (23/08/2022). Festival Pamalayu 2022 merupakan rangkaian kegiatan dari Kenduri Swarnabhumi 2022.

“Kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2022 ini muncul dari ide Bapak Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Hilmar Farid,Ph.D., ketika kami berdiskusi bersama. Tujuannya adalah untuk mempersatukan peradaban wilayah Jambi dan Sumatera barat yang memiliki hubungan kekerabatan erat sejak dahulu,” ujar Al Haris.

Baca JugaAl Haris Lepas Jalan Santai dan Berbagai Perlombaan dalam Rangka HUT Ke-77 Kemerdekaan RI

“Kita menginginkan peradaban yang telah ada sejak dahulu tidak hilang begitu saja ditelan oleh zaman, dimana Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat ini memiliki hubungan yang ditandai dengan mengalirnya Sungai Batanghari dari hulunya bermula di Kabupaten Solok Selatan dan hilirnya berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan panjang lebih kurang 800 kilometer,” lanjut Al Haris.

Al Haris menuturkan, kegiatan Kenduri Swarnabhumi akan membuat sebuah narasi terkait peradaban yang ada sehingga para generasi muda mengetahui dan kembali melihat sejarah yang terhubung oleh Sungai Batanghari ini antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Para generasi muda harus mengetahui sejarah sebelumnya karena sejarah merupakan salah satu panduan bagi kehidupan.

“Bukti ada peradaban sebelumnya adalah candi candi yang ada di wilayah Jambi dan Sumatera Barat, dimana semua aktivitas kehidupan bersumber dari Sungai Batanghari. Kita harus menjaga warisan sejarah yang membanggakan ini, tentunya salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan restorasi dan pemugaran candi candi yang ada,” tutur Al Haris.

“Kita mengharapkan dengan adanya Kenduri Swarnabhumi 2022 para generasi bukan hanya mengetahui adanya Sungai Batanghari dan Candi Candi yang berada disekitarnya, tetapi juga mengetahui cerita dari sejarah peradaban sebelumnya yang memiliki hubungan erat,” sambung Al Haris.

Al Haris mengungkapkan, kegiatan Kenduri Swarnabhumi memberikan manfaat yang luar biasa bagi Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat, salah satunya adalah masyarakat bisa mengetahui hubungan kedekatan antara kedua Provinsi ini dimana memiliki beberapa kemiripan.

“Kita bisa mengetahui sejarah yang telah dibangun oleh para pendahulu, dimana Sumatera memiliki kejayaan pada peradaban sebelumnya sehingga kita semua bisa belajar dari sejarah. Kita tidak boleh melupakan sejarah, karena sejarah yang telah membesarkan Indonesia sampai saat ini dan menjadikan sejarah sebagai panduan untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi,” ungkap Al Haris.

Lebih lanjut, Al Haris menyampaikan, saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jambi pada beberapa waktu yang lalu, Bapak Presiden Joko Widodo berpesan untuk segera melakukan pemugaran di kawasan Candi Muaro Jambi karena memiliki historis yang luar biasa dimana Candi Muaro Jambi merupakan pusat pendidikan pada abad ke 7.

Pada kesempatan tersebut, Al Haris bersama Dirjen Kebudayaan dan Gubernur Sumatera Barat melakukan pelepasan ekspedisi jejak Batanghari yang merupakan rangkaian dari kegiatan Kenduri Swarnabhumi.

Al Haris juga menyempatkan diri melakukan ziarah ke makam Syekh Ahmad di Desa Teluk Kuali, Tebo Ulu Kabupaten Tebo, dimana Al Haris menginginkan adanya prasasti ditempat tersebut untuk memberikan informasi kepada para peziarah yang berkunjung. (Richi)