Proyek Kereta Pertama Kalimantan KA Borneo Ditinggal Investor Rusia, Kok Bisa?
Proyek Kereta Pertama Kalimantan KA Borneo Ditinggal Investor Rusia, Kok Bisa?
Pantau Proyek – Proyek pembangunan jalur atau rel Kereta Api (KA) Borneo yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara atau lokasi ibu kota baru batal dilaksanakan. Ini merupakan proyek kereta pertama di Kalimantan.
Rel kereta yang dibangun sepanjang 203 km dengan kucuran dana senilai Rp 53,3 triliun ini batal karena Russian Railways selaku pemilik modal mengundurkan diri.
“Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada 2020,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/3/2022).
Baca Juga:
- Meleset! Proyek Kereta Cepat Molor Operasi Sampai 2023
- Terkait Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, 6 Tiang Harus Dibangun Ulang
Untuk kembali mengingat, berikut sejumlah fakta tentang proyek Kereta Api Borneo:
1. Dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015
Dimulainya proyek Kereta Api (KA) Borneo ditandai dengan peletakan batu pertama alias groundbreaking oleh Presiden Jokowi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (19/11/2015).
Usai peresmian, Jokowi juga meminta agar proyek yang sudah diresmikan itu harus terwujud. Ia juga berjanji akan datang kembali untuk mengecek kelancaran proyek Kereta Api Borneo dalam 3-4 bulan mendatang.
2. Investor Pertama Proyek KA Borneo
Proyek bersejarah dan pertama di Kalimantan itu dibiayai investor asal Rusia, yaitu JSC Russian Railways.
JSC Russian Railways merupakan perusahaan milik Pemerintah Rusia yang menggarap infrastruktur kereta api, sekaligus sebagai operator kereta barang dan penumpang. Perusahaan ini berdiri pada 18 September 2003 dan memiliki kantor pusat di Ibukota Rusia.
3. Mau Dipakai untuk Umum
Menteri Perhubungan (Menhub) kala itu Ignasius Jonan, sempat mengatakan bahwa pemerintah mendukung proyek ini karena akan dipakai juga untuk KA umum.
“Kereta Borneo itu kita dukung kalau mereka mau membuat ini menjadi kereta api umum. Jadi sekarang sedang direvisi PP Nomor 56 (Peraturan Pemerintah nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian). Ini lagi proses, kalau selesai kita bisa kasih penunjukan langsung. Berapa persen juga sudah setuju ini. Itu saja,” ujar Jonan usai rapat di Komisi V DPR, Senin (30/11/2015).
4. Ditinggal Investor
Pada akhirnya, setelah 7 tahun groundbreaking proyek senilai Rp 53,3 triliun ini batal lantaran Russian Railways selaku pemilik modal mengundurkan diri. Proyek rel ini melewati Kabupaten Penajam Paser Utara yang merupakan lokasi ibu kota baru, Nusantara.
“Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada 2020,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin seperti dikutip dari Antara.
Namun menurut Alimuddin, PT Kereta Api Borneo tetap bakal berinvestasi atau menanamkan modal di Kabupaten Penajam Paser Utara, tetapi bukan di sektor atau bidang perkeretaapian.
“Khusus perkeretaapian akan dievaluasi PT Kereta Api Borneo, tapi tetap akan berinvestasi di wilayah Penajam Paser Utara,” katanya. (red)
Sumber: detik.com