BKKBN Jambi dan Perguruan Tinggi Bersinergi dalam Upaya Percepatan Penurunan Kekerdilan
BKKBN Jambi dan Perguruan Tinggi Bersinergi dalam Upaya Percepatan Penurunan Kekerdilan
Pantau Proyek – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jambi menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk menyinergikan program-programnya dalam upaya percepatan penurunan kekerdilan di provinsi setempat.
BKKBN Provinsi Jambi menjalin kerja sama dengan delapan perguruan tinggi dalam upaya percepatan penurunan kekerdilan di provinsi itu yang ditandai dengan penandatanganan kerja sama kedua pihak yang disaksikan Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, kata Kepala Perwakilan BKKBN Jambi Munawar Ibrahim di Jambi, Kamis.
Baca Juga:
- Sekda Harap TPID Jaga Ketersediaan dan Stabilitas Harga
- Al Haris Ajak Kaum Milenial Bekali Diri Dengan Ilmu Agama
Pertemuan Rekonsiliasi percepatan penurunan stunting bersama perguruan tinggi Provinsi Jambi Tahun 2022 yang berlangsung di Aston (9/3/2022).
Wakil gubnur Jambi, Abdullah Sani, menjelaskan,”Stunting dampak kurangnya asupan gizi kronis dalam jangka waktu panjang sehinga mengakibatkan tergangu nya pertumbuhan pada anak terhambat, sehinga rendah/pendek.
Pemerintah pusat prioritas pembagunan nasional RPJMN 2020 – 2024, Penurunan prevalensi Stunting degan memasukannya dalam major project percepatan penurunan kematian ibu dan Stunting.
“Berdasarkankan data kementerian kesehatan tahun 2021 bahwa prevalensi Stunting di Provinsi Jambi sebesar 21,03% masih dibawah nasional 27%
Lanjutnya, Kita juga ditargetkan menurunkan prevalensi Stunting sebesar 14 persen sampai dengan tahun 2024.
“Dan yang menjadi tugas pemerintah provinsi Jambi megawal pelaksanaan tingkat kabupaten/kota, dan memfasilitasi pembinaan pemantauan terhadap pelaksana.
“Konvergensi pencegahan Stunting di tingkat kabupaten/kota. Serta melakukan penilaian kinerja dan penghargaan sesuai degan kapasitas nya.
Lensaoneid- Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani.Dalam kata sambutan mengatakan untuk upaya menurunkan angka prevalensi stunting, ada langka strategis kita lakukan berkerja sama peran aktif antara tenaga kesehatan, masyarakat dan pemerintah.
Seperti yang tela kita ketahuin bahwa stunting dengan sebutan pertumbuhan kerdil atau gizi burukl ini merupakan dampak kekurangan asup Gizi, dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggu nya pertumbuhan pada Hal ini menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat ,sehingga lebih rendah atau pendek dibanding kan anak seusianya.
Dan tidak jarang masyarakat menanggap bahwa kondisi tubuh pendek tersebut merupakan faktor genetik padahal itu stunting.
Kemudian Jelasnya, Kepala Perwakilan BKKBN Jambi, Munawar Ibrahim, “menyampaikan dalam upaya penurunan prevalensi stunting, BKKBN telah menyusun Rencana Aksi Percepatan Penurunan Stunting. Salah satu inovasi strategis yang dilakukan adalah pendampingan kepada keluarga beresiko stunting melalui mekanisme pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di kabupaten dan kota Di Provinsi Jambi yaitu dengan program kegiatan Mahasiwa Peduli Stunting.
untuk perguruan tinggi yang melaksanakan kerjasama program Mahasiswa Peduli Stunting seperti Univiversitas Jambi, UIN STS Jambi, Stikes Harapan Ibu, IAI Nusantara Batanghari, Stikes Garuda Putih Jambi, Potkes Kemenkes Jambi dan Univirsitas Batanghari Jambi.
Kegiatan itu merupakan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak 0-59 bulan. Mahasiswa Penting ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan keterampilan keluarga dalam meningkatkan derajat Kesehatan melalui pemberdayaan ekonomi, pemenuhan gizi, pola asuh, dan lingkungan keluarga yang sehat.
“Keterlibatan perguruan tinggi negeri dan swasta, stakeholder, pemangku pengambil kebijakan baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota sangat diharapkan dalam rangka penurunan stunting sampai tahun 2024 yang akan datang, dan ini tertuang dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Percepatan Penurunan Angka stunting Indonesia Tahun 2021 – 2024,” kata Munawar menjelaskan.
Sebab itu, dalam upaya mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi maka perlu diadakan kegiatan rekonsiliasi percepatan penurunan stunting bersama perguruan tinggi. “Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya program penurunan stunting di provinsi., tutupnya (chn)